Belajar dari dan bukan jadi Orang Gila
#untuk menjawab pertanyaan “KENAPA ORANG GILA TERLIHAT
SEHAT?”
Kali
ini saya mau tuangkan
Sedikit
pelik wawasan
dari
“orang gila”dan
jalan
hidup “orang gila”
Sungguh
miris negeri kita, yang sangat banyak kuantitas penduduknya namun kasihan kalau
dilihat kualitasnya. Bagaimana tidak? Padahal pemerintah sudah mencanangkan
program pendidikan wajib 9 tahun dan “katanya” mau ditambah jadi 12 tahun,
serta program mutu pendidikan yang saat ini dicanangkan berlandaskan pancasila
dan bersenandungkan “Pendidikan Berkarakter”. Apa sudah cukup membuat Negara ini
maju ? apa sudah cukup membuat negeri kita tentram? Dan adakah jaminan mengenai
itu? Kemana anggaran pendidikan yang katanya ada 20% dari APBD dan APBN? Apa
hilang diterpa angina?
Andaikan
itu terjakankan dengan sempurna mungkin Indonesia akan maju dan berkembang
dengan pesat karena saya yakin budaya, wisata, dan solidaritas orang Indonesia jauh
diatas angin dibanding Negara Eropa, yang lebih mementingkan “individualis”. Cuman sayang kurangnya
tatanan struktur organisasi, ketegasan pemerintah dalam mengelola dan
kepedulian masyarakat setempat.
Dengan
banyaknya jumlah manusia yang kian hari semakin bertambah di dunia dan semakin
sulitnya bertahan hidup. Membuat kita kini kadang stress dan mengalami ketegangan
jiwa (depresi). Bahkan bagi yang tidak bisa mengontrol masalah dan emosinya
bisa berakibat terkena serangan jiwa stress atau jadi gila.
Banyaknya
orang gila yang dibiarkan dijalan bergelimpangan tak punya tujuan, membuat saya
bertanya-tanya. Kenapa orang gila itu selalu sehat? mereka tidak punya rumah
tapi dia tetap senang sambil senyum cengengesan sepanjang jalan, mereka tidak
mengenakan pakaian juga tetap have fun. Mereka
tak tahu nanti siang mau makan apa, namun tetap berjalan. Setelah berpikir
sebentar akhirnya saya tahu jawabannya. Orang gila tetap sehat karena mereka “TIDAK
PERNAH MENGALAMI STRESS DAN TEKANAN MENTAL”. Mereka tidak punya masalah,
berbeda dengan kita saat melihat orang gila itu adalah sebuah masalah yang
harus lari atau bersembunyi dari tatapan atau jalannya orang gila. Orang gila
melakukan aktivitasnya tanpa beban dan tetap enjoy. Berbeda dengan kita sekarang yang saat melakukan aktivitas
atau dihadapkan dengan masalah jadi tak tenang, ingin kerjaan itu cepat selesai
padahal belum mengerjaka apa-apa. Itu tindakan yang salah kita harus mencontoh
orang gila.
Point
kedua, orang gila itu selalu qana’ah. Mereka ikhlas dengan apa yang
didapatkannya sekarang, mereka dapat satu bungkus nasi, ya mereka makan, tak
tau itu basi atau apa. Mereka tetap senang. Makanya kalau habis makan bisa
senyum-senyum lagi. Bandingkan dengan kita, yang biasanya makan aja
milih-milih, mau yang ini mau yang itu. Sedangkan orang gila tidak
berpilih-pilih. Kita diberi motor maunya mobil, udah dapet mobil maunya rumah. Sudah
bersyukur dengan keadaan yang sekarang? Sudah ingat berapa liter tuhan
memberikan asupan Oksigen selama kita hidup? Andaikan 1 detak jantung itu
seharga 1 rupiah. Sudah berapa milyar kita berhutang dengan tuhan? Ingat kawan.
Segala aktivitas baik yang sudah kita lakukan atau dapatka itu wajib disyukuri.
Jangan lupa sama yang memberi.
Nah
sekali lagi kita harus mencontoh orang gila. Tapi ingat kita mencontoh orang
gila bukan jadi orang gila. Siapa sangka nanti yang baca ni tulisan jadi sadar
akan kekeliruannya dimasa sekarang dan akan memperbaikinya dimasa yang
akan datang :D Aaminn...
Ingat!!! “Manusia itu tidak bisa
melihat kembali, memperbaiki, dan mengulang masa lalu namun manusia bisa
merusak masa depan dengan menangisi masa lalu dan membiarkan masa depan
terbengkalai”