DUA BATA JELEK
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh..
Diceritakan,
sebelum manusia memasuki jaman elektronika, hiduplah seorang pengembala yang
terdampar dipulau kecil sebelah Tenggara Asia, Indonesia tepatnya di Kalimantan
Selatan yang tak jauh dari kota Banjarmasin.
Hidup sang pengembala
tidak sama dengan orang pada umumya, dia tak punya tempat tinggal, orang tuanya
telah pulang ke hadirat Allah SWT, yahh,, dia sebatang kara.. tapi satu
keunggulan dalam dirinya, dia masih punya tiang tonggak hidup, yaitu ISLAM, dia
seorang yang rajin beribadah, walau sering, hanya mengenakan sarung dan baju
yang kusam, tapi bersih. Pengembala itu tidak punya tempat tinggal yang tetap,
kadang dikolong jembatan, kadang di Masjid, dan kadang tidur didepan toko-toko
yang tutup.
Sekarang dia berusaha
mencari pekerjaan, walau hanya digajih sesuap nasi, tapi dia ingin, namun
malangnya tak ada satupun yang mau menerima dia bekerja, dengan alasan status
hidup yang tak lengkap. Hari demi hari dilewatinya dengan harapan yang kosong,
sampai akhirnya dia diajak oleh seorang juru Masjid untuk jadi kuli bangunan,
membangun masjid, dia melihat pengembala itu sering datang ke Masjid dan
beribadah begitu lama, dia mengetahui bahwa si pengembala tak punya pekerjaan,
jadi dia tertarik untuk mempekerjakan pengembala itu di Masjid yang baru
setengah jadi, karna kurangnya dana, pengembala itu hanya digajih seteguk air
dan sesuap nasi setiap harinya. Namun pengembala itu tak mempermasalahkannya,
dia tetap ingin bekerja dengan niat Ikhlas karena Allah, selain itu juga karna
dia ingin membantu membangun Masjid hingga jadi seutuhnya.
Pengembala itu bekerja sangat rajin, setelah shalat Shubuh, dia langsung menyiapkan bahan apa saja yang akan digunakannya saat bekerja, dia rajin, dibandingkan para pekerja yang lain, yang punya seribu alasan kenapa mereka datang terlambat, dan setelah pekerja itu datang ke Masjid, mereka kaget, bahwa siapa yang sudah menyiapkan bahan-bahan bangunan itu tergeletak begitu saja dihadapan mereka. “Apakah Tuhan Membantu kami ?” pikir pekerja yang lain.
Suatu ketika, saat
pengembala mulai membatai bangunan Masjid itu dan ingin membuat sebuah tembok,
dengan hati-hati dia letakan bata , mudah saja, tuangkan seonggok semen, ketok
sana, ketok sini, pasang batanya, dan oleskan dengan semen basah itu. Tunggulah
hasilnya. Namun siapa sangka saat ingin melihat hasil kerjanya, dia berdiri
dibalik tembok itu, dia menemukan dua bata yang miring. Bata itu menganggu
penglihatannya. Dia merasa pekerjaannya hancur, dia mencoba melepaskan bata
itu, namun tak bisa, karna semennya sudah mengeras selain itu karna batanya ditengah,
jadi sulit mengambilnya. Karna frustasi dia ingin menghancurkan tembok itu,
saat palu siap ditangan, ada salah seorang pekerja lain yang melihat, “Hey
jangan hancurkan tembok itu !” mendengar suara itu dia kaget dan meminta maaf,
dia jelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada para pekerja yang lain, pekerja
yang lain menyuruh pengembala itu jangan menghancurkan tembok itu, biar kan
saja, itu tidak apa-apa.
Beda dengan sang
pengembala, setiap hari dia memikirkan hasil temboknya itu, setiap jam dia
melihat tembok itu, dia merasa bersalah akannya, dia berdo’a kepada Allah agar
tembok dosanya diampuni.
Tatkala si pengembala
memikirkan temboknya, seorang pengemis datang, “wah-wahh, ini tembok yang
indah” ia berkomentar dengan santainya. “Pak”apakah anda salah lihat ? kacamata
anda tertinggal? Atau anda tidak melihat dua bata jelek yang merusak
keseluruhan tembok itu.?” Ucap si pengembala. Saat itu jawaban dari pengemis
mengubah semua aspek kehidupan dari sang pengembala, dia berkata,”Ya, saya bisa
lihat dua bata jelek, namun saya juga bisa melihat 998 batu bata yang bagus.”
Pengembala tertegun.
Untuk pertama kalinya dia mendengar ucapan tersebut, bahwa benar ternyata masih
ada bata diatas,kiri,kanan, bawah batu bata yang bagus dan susunannya sempurna,
lebih dari itu jumlah bata yang terpasang sempurna jauh lebih banyak dari pada
dua bata yang jelek. Selama ini Pengembala hanya melihat dua kesalahan, tanpa
melihat 998 kebaikan dan kebenaran, sekarang pengembala sadar dan dapat melihat
bata yang baik lainnya, tembok itu jadi tampak indah, dan setelah ditutup
semen, bata jelek itu tak terlihat lagi, itu jadi tembok yang indah.
ALLAHUAKBAR.
Berapa banyak diantara
kita yang depresi atau bahkan ingin bunuh diri karena semua yang kita lihat
dalam diri kita hanyalah dua bata jelek, padahal dalam kenyataannya masih banyak bata yang bagus dalam diri kita,
namun saat itu kita tak mampu melihatnya dan terbutakan oleh bata jelek . Kita
semua memiliki dua bata jelek, namun kita masih punya berjuta bata yang baik
disampinya, dan jika kita bisa melihatnya, itu jadi tampak lebih baik.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
0 komentar:
Posting Komentar